RSS
Penghafal, pelindung, pecinta, dan pejuang Al-Qur'an | Student | 18 years old | Graphic Designer at MATIQ '13 | Humas SAPALA '13 | Pecinta kopi tapi bukan TOP Coffee, pengguna IM3 yang gak anti galau. It's me HANI HUSAMUDDIN yang tak terdeskripsi dengan 140 karakter

Kisah Di Atas Kereta

Ada seorang bapak tua bersama empat anak yang masih kecil. Mereka naik kerata ekonomi dari Jakarta menuju Semarang. Di dalam kereta anak-anak itu sangat berisik, sehingga tidak banyak dari penumpang yang terganggu dengan tingkah polah mereka. Teriak tawa mewarnai keceriaan mereka. Senyum merekah terukir di wajah mereka. Tapi sang kakek seperti tidak mau peduli dengan tingkah polah mereka.
Ada seorang ibu yang memberanikan diri untuk menegur sang kakek
"Maaf pak, apakah mereka anak bapak?" tanpa menjawab, sang kakek pelan-pelan mengankat kepala dan melihat ke arah ibu yang menegurnya. "Ada apa bu?" ucap sang kakek. "itu pak, anak bapak! Mereka berisik dan mengganggu penumpang lain. Tolong disuruh diam pak! Sebagai orang tua seharusnya bisa menjaga anaknya." Tegur ibu itu. "Maaf bu, saya tidak bisa" jawab sang kakek sambil melihat ke arah anak-anak itu. "kenapa tidak bisa?! itu kan anak bapak." Tegur ibu itu lagi. "Saya tidak tega" balas sang kakek. "kenapa tidak tega?" Ibu itu heran. "Tiga hari yang lalu mereka baru saja kehilangan kedua orangtuanya akibat kecelakaan pesawat. Sejak kejadian itu mereka tidak pernah berhenti menangis. Dan baru hari ini saya melihat mereka bisa tertawa. Saya tidak tega menghentikan tawa yang mewarnai keceriaan mereka. Jika ibu tega, saya persilahkan." Jawab sang kakek sekaligus mengakhiri percakapan. Ibu itu pun kembali ke tempat duduknya dalam keadaan menangis dan tak bisa berkata apa-apa lagi. Kini amarahnya berubah jadi sayang dan bencinya menjadi simpati

Sering kita hanya membuka sebelah mata kita dan tak mau melihat dengan sudut pandang mata kita yang satunya. Sering kita melihat sebuah perkara dengan sudut pandang kita sendiri tanpa melihat terlebih dahulu ada apa sebenarnya atau seluk beluk perkara tersebut. Yakinlah, pada saat kita mau membuka mata hati dan pendengaran pastilah hidup ini mudah untuk dipahami. Dendam menjadi persahabatan, kebencian jadi kasih sayang. Tidak ada yang salah dalam kehidupanini. Yang salah adalah pada saat kita tidak mau berusaha mau mengerti tentang kehidupan.Sunggu Allah menginginkan kebaikan bagimu di dunia dan di akhirat. Karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

#Bagus Hernowo

0 komentar:

Post a Comment